Thursday, December 3, 2015

Kekuatan Kompetitif Porter

Porter menemukan bahwa terdapat 5 model kekuatan kompetitif, antara lain: threat of entry of new competitors, bargaining power of suppliers, the bargaining power of buyers, the threat of subtitute products of service, dan  rivalry among firms in an industry.


Porter menemukan bahwa terdapat 5 model kekuatan kompetitif, antara lain: 
  1. threat of entry of new competitors (ancaman pendatang baru)
    Merupakan ancaman pendatang baru ke dalam pasar dari pembisnis lama. Di sini pembisnis lama harus memahami dan menganalisa celah apa saja yang dapat diakses pendatang baru dalam pasar mereka. Agar dapat mencegah pendatang baru tersebut dan menganalisa dampak yang terjadi ke depan
    Contoh: Banyaknya penyedia jasa payment gateway di indonesia dengan berbagai kemudahan ditawarkan seperti pembayaran melalui atm, ada juga yang melalui outlet swalayan, internet banking, berbagai jenis kartu kredit mastercard maupun visa. Di sini dapat dilihat bahwa persaingan bisnis payment gateway semakin berkembang seiriing menjamurnya toko online
  2. bargaining power of suppliers, (ancaman produk subtitusi)
    Merupakan posisi penjual yang berhak menentukan harga dan bergantung pada sedikit supplier yang menyebabkan proses tawar menawar melemah.
    Contoh: ini banyak terjadi di sekita kita, contohnya swalayan, di sini kita tidak bisa melakukan tawar menawar karena harga sudah tertera dan pas. Dan diantara satu swalayan dan swalayan yang lain memiliki harga yang berbeda-beda dengan produk yang sama
  3. the bargaining power of buyers, (daya tawar pemasok (supplier))
    Merupakan hak dari seorang supplier untuk menawar harga tersebut
    Contoh: di pasar tradisional banyak sekali dilakukan proses tawar menawar antara penjual dan pembeli

     
  4. the threat of subtitute products of service, (daya tawar pelanggan (pembeli))
    Merupakan persaingan barang atau layanan yang dapat menggantikan produk suatu perusahaan, maka posisi perusahaan tersebut semakin lemah
    Contoh: Ancaman chatting online dengan SMS. Karena chatting online menawarkan berbagai fitur yang tidak dimiliki SMS seperti cepatnya berkirim text, gambar, dan dirasa murah, maka menyebabkan konsumen beralih ke chatting online

     
  5. rivalry among firms in an industry, (ancaman (threat) produk atau jasa pengganti)
    Merupakan persaingan di antara perusahaan yang ada dalam industri yang memiliki inovasi unggul dibandingkan produk pesaingnya dapat menjadi brand unique
    Contoh: seperti aqua sebagai brand unggul air minum kemasan dibanding pesaing lainnya

Model kekuatan kompetitif dari Porter ini telah lama ada dan telah lama juga menjadi pegangan bagi para pelaku bisnis, mahasiswa SI, mahasiswa Manajemen, dan masih banyak lagi. Walau 5 model ini telah lama ditemukan namun masih kompatibel dengan keadaan sekarang ini. Berikut 5 model kekuatan kompetitif menurut Porter:
Ancaman dari pendatang baru. Dalam melakukan segala kegiatan yang dapat menghasilkan uang akan banyak follower-follower yang mengambil ide bisnis kita, terlebih bisnis yang bermodalkan sederhana namun menghasilkan pendapatan yang luar biasa. Akan mudah bagi seseorang atau suatu pihak untuk ikut memulai bisnis tersebut bila bisnis yang kita jalani mudah namun menguntungkan. Seperti halnya Gojek, sekarang sudah banyak helm hijau Gojek berada disekitaran kota Jakarta, yang menjadi bukti bahwa bisnis Gojek berkembang hanya dengan bermodalkan ojek tradisional ditambahkan aplikasi mobile. Hal ini mengundang pihak lain untuk ikut melakukan bisnis menggiurkan tersebut. Maka munculah Gojek-gojek lain seperti Grab Bike, Bluejek, dan masih banyak lagi.
Kemampuan pihak Supplier. Porter mengatakan bahwa kemampuan supply akan rendah bila terdapat banyak pilihan. Hal ini dibenarkan karena bila terdapat banyak supplier yang menjual barang serupa, kita akan lebih mudah untuk membandingkan mereka. Membandingkan dari sisi biaya, kualitas, waktu pembuatan, dsb.
Kemampuan pihak pelanggan. Menurut Porter, kemampuan pelanggan membeli barang kita akan tinggi bila pilihan / pesaing yang menjual produk atau jasa kita sedikit. Misalnya penjual bahan bakar kendaraan, Pertamina. Pelanggan akan cenderung membeli bahan bakar mereka di Pertamina karena memang yang menyediakan bahan bakar hanya segelintir perusahaan, terlebih Pertamina merupakan perusahaan negara. Pemain bisnis di bidang bahan bakar ini terbilang sedikit di Indonesia, selain Pertamina ada Shell, Total, Petronas, dan pedagang eceran (yang sebenarnya belinya juga di Pertamina).
Ancaman barang pengganti. Contoh nyata dan tragis pada model ini adalah berkembangnya dunia digital dan internet dimana memudahkan individu untuk mendapatkan musik, lagu, video, film yang mereka inginkan. Mungkin kalian masih ingat adanya toko kaset terkenal yaitu Disc Tara yang sekarang ini sudah diambang kebangkrutan karena banyaknya lagu, video, dan film yang beredar di internet, yang dengan mudah didapat oleh setiap orang hanya dengan device yang mereka miliki.
Persaingan antar pelaku bisnis serupa. Bila produk atau jasa yang kita mainkan dalam bisnis mudah untuk dibuat, maka jangan heran bila terdapat banyak pesaing yang menjual barang atau jasa sejenis dengan merk yang berbeda. Seperti membuat burger, membuat mie instant, membuat pulpen, dsb.

0 comments:

Post a Comment